Jumat, 14 Desember 2012

Hujan di Akhir Musim

 Tulisan ini Sora buat ketika hujan kembali membawa angin dingin yang hampir membekukan hati sang langit


      Sora mohon maaf sebelumnya karena setelah tidak menampakkan jejak di blog ini selama lebih dari sebulan seharusnya Sora menulis sesuatu yang lebih berbobot selain tulisan ini. Sora juga mungkin seharusnya menceritakan pengalaman seru saat nyasar dan belum pernah merasa betapa bahagianya saat menemui Jalan By Pass beberapa minggu lalu. Tapi Sora benar-benar perlu menulis ini sekarang. Sora nggak memiliki tempat lain untuk mengadu. Tidak mungkin Sora terus mengeluh pada rumput yang bergoyang maupun bertanya pada bintang yang tak mampu mendengar. Oleh karena itu, jika semisal ada yang memiliki kisah mirip atau merasa tersinggung dengan cerita ini, Sora mohon maaf. Sora tidak pernah bermaksud apapun, Sora hanya ingin meluapkan segala unek-unek yang bukan hanya tentang hal ini tapi juga hal lain yang cukup membebani Sora. Jadi jangan dianggap terlalu serius :)
     Sepertinya langit mengawali dan mengakhiri musim ini dengan beberapa tetes hujan, begitu pula dengan Sora. Dan hujan memang dapat memberikan kedamaian sekaligus ketidakdamaian tergantung cara kita memandangnya. Hujan di awal musim ini pada awalnya memang menimbulkan hawa dingin yang seakan mengoyak batin Sora, tapi pada akhirnya ia justru membawakan Sora suatu kehangatan yang membuat Sora bertahan.
     Saat ini, hujan kembali datang, menjebloskan Sora ke persimpangan kebahagiaan dan ketidakbahagiaan. Bersedih atas kebahagiaan orang lain dan sebaliknya bahagia di atas kesedihan orang lain merupakan hal yang tak pantas dilakukan. Ya, itulah yang telah kita pelajari pada pelajaran budi pekerti saat menginjakkan kaki di sekolah dasar. Namun, apakah salah apabila merasa kurang bahagia atas kebahagiaan orang lain yang bahagia akibat ketidakbahagiaan kita? Salahkah Sora mengeluh?
     Bingung, Sora bingung. Apakah yang harus Sora lakukan? Di satu sisi hati Sora mengatakan bahwa ini memang sudah digariskan demikian. Dia memang pantas dan terlebih lagi dia sahabat Sora. Namun sisi lain dari hati Sora tidak bisa untuk tidak jujur bahwa Sora kecewa. Karena Sora belum berhasil memenuhi janji yang telah Sora kumandangkan ketika hujan membawa kehangatan di awal musim ini. Karena Sora merasa kurang bahagia saat kawan Sora bahagia. Karena kedua mata ini kembali terbasahi oleh sesuatu yang tak seharusnya disesali. Karena, karena, dan karena.
     Terlepas dari semua itu, walau sekarang beberapa tetes hujan masih membasahi jendela ini, Sora tetap bersyukur dan akan terus bersyukur. Sora masih memiliki banyak pilihan, sehingga Sora masih bisa hidup seribu tahun lagi untuk memenuhi berjuta janji yang harus dipenuhi.

"Yang terpenting bukanlah untuk menjadi yang terbaik, melainkan menjadi diri sendiri yang terbaik"

1 komentar:

Sora Karista. Diberdayakan oleh Blogger.