Desa Penglipuran
Hari
yang indah untuk kembali menulis. Setelah perjalanan yang begitu panjang
--mendaki gunung, melewati lembah, melihat sungai mengalir indah ke samudera,
bersama teman berpetualang, kemudian menjawab beberapa soal dari naskah UN (+
20 paket & barcode, hehe) yang ternyata datang terlambat, dan akhirnya
lulus UN dengan nilai yang nggak jelek-jelek amat-- kini Sora kembali.
Setelah
dua bulan tidak menampakkan diri di dunia Sora yang indah ini, Sora ingin
mengajak kawan-kawan "melali" (baca: jalan-jalan) ke objek wisata
yang ada di Bali. Wuih... begitu mendengar kata BALI pasti kawan-kawan langsung
membayangkan Pantai Kuta, Pantai Sanur, Pantai Nusa Dua, Pantai Lepang *eh yang
terakhir kayaknya nggak ada yang tau. Tapi pesona Bali nggak hanya sekadar
pantai yang bertebaran di mana-mana. Selain pantai, yang penuh dengan
hiruk-pikuk wisatawan dan bule-bule yang berjemur kayak dendeng ayam, Bali juga
punya desa-desa wisata yang patut dikunjungi. Salah satunya adalah Desa Wisata
Penglipuran yang terletak di Kabupaten Bangli.
Dari
begitu banyak desa wisata yang ada di Bali, kenapa Sora milih desa ini?
Jawabannya simpel; karena Sora udah pernah ke desa ini. Nggak enak kan cerita
tentang sesuatu tapi kita nggak tau tentang sesuatu yang kita ceritakan
#SombongMode: On. Selain itu, saat mengunjungi desa ini (dan satu objek wisata
lagi), Sora sempat merasakan sesasi 'nyasar' yang akan Sora ceritakan lain
kali, hehe.
Back
to topic, menurut si google, nama desa ini diambil dari kata Pengeling
Pura yang artinya ingat kepada leluhur, tetapi ada juga yang mengartikan
penglipuran adalah Penghibur. Konon pada jaman kerajaan dahulu, banyak raja-raja
mengunjungi desa ini sebagai tempat untuk menghibur diri karena alamnya yang
indah dan suasananya yang damai. Desa Penglipuran terletak sekitar 45 km dari
Denpasar. Desa ini cukup mudah dijangkau karena terletak tidak jauh dari jalan
raya utama. Desa ini sudah terkenal sebagai objek wisata yang wajib dikunjungi
jika bertandang ke Pulau Dewata.
Keunikan
desa ini dibandingkan desa-desa lainnya di Bali adalah pada bangunan tempat
tinggal penduduknya, terutama di bagian angkul-angkul (bagian depan rumah) yang
seragam dari mulai hulu hingga hilir desa. Setelah puas melihat-lihat rumah
penduduk desa ini, kawan-kawan yang ingin sedikit berolahraga juga bisa
menyusuri hutan bambu yang ada di desa ini. Lumayan untuk menguras keringat.
Keunikan tersebut ditambah lingkungan desa yang asri, sejuk, dan tertata rapi
membuat desa ini semakin memikat untuk dikunjungi.
Untuk
selanjutnya, biarlah foto-foto ini yang bercerita
Bagian depan sebelum masuk desa |
Suasana Desa Penglipuran yang asri |
Atap paon (dapur) yang masih terbuat dari bambu |
Penduduk desa yang sedang berpose di angkul-angkul rumah |
Salah satu bangunan di Penglipuran |
Berjalan-jalan di hutan bambu |
0 komentar: