Rabu, 27 Juni 2012

Rekayasa Genetika Pisang Abaka


Holaa, Sora kembali lagi...
Malam-malam atau tepatnya subuh-subuh ini, hehehe, Sora ingin membagi sedikit ide yang agak 'unik' tapi mungkin suatu saat akan benar-benar terwujud seiring berkembangnya iptek. Ide ini sempat Sora tuangkan menjadi sebuah karya tulis beberapa waktu yang lalu bersama dua kawan Sora :)
Ide Sora ini agak berbau biologi, yeah i love biology :D makanya Sora lumayan semangat waktu membuat KIR yang satu ini. Oke kembali ke topik, jadi begini, Sora punya ide untuk membuat suatu tanaman hasil rekayasa genetika. Nah... tanaman yang dijadikan subjek dalam 'ide' Sora adalah pisang abaka (Musa textilis).


Pisang abaka itu seperti apa sih?
Berdasarkan catatan sejarah, tanaman dengan nama binomial Musa textilis ini telah lama terdapat di Indonesia. Kawan-kawan, pisang ini punya jenis kelamin loh, abaka termasuk pisang jantan alasannya karena pisang ini tidak menghasilkan buah. Walaupun tidak menghasilkan buah, si abaka ini ternyata menghasilkan serat berkualitas tinggi yang tahan terhadap air garam. Secara agronomis penanaman pisang Abaka di Indonesia sangat sesuai, mengingat tanaman pisang Abaka adalah tanaman yang berasal dari daerah tropis. Selain itu pisang ini sudah pernah dikembangkan secara komersial dalam areal yang besar. Sedangkan dukungan ketersediaan lahan sangat memungkinkan untuk dikembangkan misalnya di daerah Kalimantan, Sulawesi, Maluku Utara (terutama Halmahera), Irian Jaya sebagian Sumatera dan Jawa, tentunya untuk lokasi-lokasi yang memiliki agroklimat yang sesuai untuk tanaman ini.

Inovasi apa yang ingin Sora buat dengan pisang abaka?
Begini, nantinya mungkin dapat diciptakan pisang abaka dengan serat yang langsung memiliki warna. Warna dari serat abaka ini dapat diperoleh dari berbagai macam organisme di sekitar kita. Teknik yang digunakan dalam pembuatannya ini adalah salah satu teknik bioteknologi yaitu DNA rekombinan dengan memanfaatkan plasmid Agrobacterium.

Bagaimana cara menerapkan teknik tersebut?
Secara sederhana, penerapan teknik yang Sora sebutkan di atas dapat dilihat pada grafik berikut.
Kawan, berdasarkan diagram tersebut, dapat dilihat rekayasa genetika untuk membuat pisang abaka dengan serat berwarna dapat dibagi menjadi tiga tahap yaitu, pengklonan gen pembawa warna, persiapan tanaman yang dilakukan dengan kultur in vitro, dan transformasi DNA ke sel dalam jaringan pisang abaka. Setelah dilalui ketiga tahap tersebut maka dapat dihasilkan pohon pisang abaka dengan serat yang berwarna secara alami.

Apa sih tujuan pembuatan pisang abaka dengan serat berwarna ini? 
Sora mempunyai tujuan mulia dibalik semua ini :P Telah diketahui bersama, industri tekstil menyumbang cukup banyak limbah. Salah satunya adalah limbah berupa zat warna. Dengan diciptakannya pisang abaka dengan serat berwarna maka limbah tersebut dapat dikurangi karena dalam pengolahan selanjutnya, serat dari abaka ini tidak perlu melalui proses pewarnaan.

Kekurangan dari ide Sora ini apa saja sih?
Kesempurnaan hanya milik Tuhan kan. Ide Sora ini masih banyak kekurangan yang belum dapat Sora pecahkan.
Pertama, ini baru sebatas kajian teori. Jadi belum pernah dicoba. Nggak mungkin juga Sora mencoba. Mana ngerti Sora tentang teknik-teknik rakayasa genetika --" Dulu pernah sih ada penelitian serupa, tapi baru pada tanaman kapas, dan itu berhasil. Berarti inovasi ini mungkin saja berhasil.
Kedua, kalaupun ini dicoba, sepertinya masih ada masalah dalam penentuan jenis organisme yang akan menjadi 'donor' pembawa warna yang tepat. Karena setahu sora, untuk membuat bunga mawar biru aja membutuhkan waktu penelitian selama 13 tahun untuk menemukan 'pewarna' yang tepat. Selain itu, masalah ini juga akan berimbas pada penentuan enzim restriksi, dan tetek bengek lainnya yang Sora belum paham.
Ketiga, Sora takut kalau suatu saat nanti ini berhasil maka akan mengganggu spesies asli dari tanaman ini. Kan kasihan :( Maunya biar ramah lingkungan eh malah mengganggu biodiversitas.

Ini sekadar ide Sora. Silahkan kawan-kawan, kakak, adik, ibu, bapak, om, tante, kakek, nenek, di luar sana yang lebih ahli dari Sora untuk (kalau berkenan) melanjutkan ide ini ke tahap penelitian. Sora juga nggak nolak kalau diajak (ngarep), hehehe...
Semoga bermanfaat :)






Sora Karista. Diberdayakan oleh Blogger.